
Kendari – Bidang Kekayaan Intelektual Kantor Wilayah Kementerian Hukum Sulawesi Tenggara melakukan pendampingan dalam rangka pelengkapan persyaratan permohonan Indikasi Geografis (IndiGeo) Kopi Tolaki Robusta Belang Wira yang berasal dari Kabupaten Konawe Selatan.
Pendampingan ini dihadiri oleh perwakilan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kabupaten Konawe Selatan yang menjadi salah satu pihak pengusul dalam proses pendaftaran IG tersebut. Kehadiran BRIDA menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam mengawal potensi unggulan lokal agar memperoleh perlindungan hukum kekayaan intelektual.
Tim dari Bidang KI Kemenkum Sultra memberikan pendampingan teknis terkait penyusunan deskripsi produk, batas wilayah geografis, serta dokumen pendukung lainnya yang menjadi syarat utama dalam pengajuan Indikasi Geografis ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual.
Kopi Tolaki Robusta Belang Wira dikenal memiliki cita rasa khas dengan aroma kuat dan tingkat keasaman seimbang, tumbuh di ketinggian ideal wilayah Konawe Selatan. Keunikan inilah yang mendorong masyarakat dan pemerintah daerah untuk memperjuangkan perlindungan melalui skema Indikasi Geografis.
Kepala Kantor Wilayah Kemenkum Sultra, Topan Sopuan, menyampaikan bahwa pendampingan ini merupakan bentuk nyata komitmen pemerintah dalam mendorong potensi daerah agar terlindungi secara hukum. “Kami terus mendukung masyarakat dan pemerintah daerah untuk mendaftarkan produk khasnya melalui Indikasi Geografis. Kopi Tolaki Robusta Belang Wira memiliki potensi besar menjadi ikon baru Sulawesi Tenggara. Dengan perlindungan IG, nilai ekonomi dan reputasi produk akan meningkat, serta membuka peluang ekspor,” ujar Topan Sopuan.
Ia menambahkan bahwa Kemenkum Sultra siap menjadi mitra aktif bagi pemerintah daerah, termasuk BRIDA Konawe Selatan, dalam memperkuat perlindungan kekayaan intelektual untuk produk-produk lokal yang memiliki karakteristik unik dan mencerminkan identitas budaya masyarakat setempat.
Dengan dukungan ini, diharapkan Kopi Tolaki Robusta Belang Wira segera memperoleh sertifikat Indikasi Geografis, sehingga dapat berdiri sejajar dengan produk unggulan nasional lainnya seperti Kopi Gayo, Kopi Kintamani, dan Kopi Toraja.


















